"RG"01. Diberdayakan oleh Blogger.

Random Posts

Update News

Selasa, 03 November 2015

LINGKUNGAN DAN SEJARAH AKUTANSI




BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia berfikir sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang prinsip, standar, asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan dalam pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan tersebut harus berisi informasi-informasi yang berguna dalam memantu pengambilan keputusan bagi para pemakainya.
Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari, sesungguhnya kita telah menggunakan jasa akuntansi. Ketika seorang pemilik warung mencatat pembelian barag dagangannya, mencatat siapa saja yang berhutang da warungnya, memisahkan kotak antara uang yang masuk dari hasil penjualan dengan kotak uang yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang dagangan dan kebutuhan operasional di warungnya. Maka, pada dasarnya pemilik warung tadi telah menerpkan teknik akuntansi. Penerapan pengetahuan di bidang akuntansi tentu semakin luas dan kompleks jika dihadapkan pada bisnis dengan skala yang lebih besar.
Seperti ilmu-ilmu lainya, ilmu akuntansi juga berkembang sesuai perkembangan teknologi dan peradaban manusia. Selain itu, faktor kebutuhan juga ikut serta dalam perkembangan akuntansi itu sendiri. Akan tetapi, baik akuntansi maupun ilmu-ilmu lain tidak berkembang dengan sendirinya tanpa adanya hal yang cukup berarti yang dapat mendorong akuntansi tersebut berkembang dan bertahan hingga sekarang.
Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, maka penulis tertarik untuk membuat sebuah makalah dengan judul “Lingkungan dan Sejarah Akuntansi”.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, penulis dapat mengangkat permasalahan dalam makalah ini yaitu “bagaimana lingkungan dan sejarah akuntansi dari pertama kali muncul hingga sekarang?”

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis merasa perlu mencantumkan tujuan dalam penulisannya agar penulisan makalah ini lebih terarah pada sasaran yang akan dicapai. Tujuan penulisan tersebut yakni untuk mendapatkan gambaran yang pasti tentang lingkungan dan sejarah akuntansi dari sejak dahulu hingga sekarang.

1.4 Manfaat Penulisan

Ada beberapa manfaat yang penulis harapkan dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang seluk beluk ilmu akuntansi.
2. Meningkatkan rasa disiplin dan tanggung jawab dalam menyelesaikan suatu masalah atau pekerjaan yang dibebankan orang lain kepada penulis.
3. Sebagai bahan bacaan dan acuan bagi diri sendiri, rekan-rekan, serta generasi yang akan datang.

1.5 Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu suatu teknik analisis yang menggambarkan atau menguraikan fenomena-fenomena yang terjadi tanpa mencari sebab akibat yang ditimbulkannya.
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana perkembangan akuntansi dari masa kemasa. Apakah ada perubahan-perubahan yang mempengaruhi sistem akuntansi, serta prinsip-prinsip akuntansi yang telah diterapkan sampai saat ini.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Akuntansi

Menurut Weygant (dalam Yadiati & Wahyudi, 2007) akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.
Sedangkan menurut Meigs (dalam wikipedia.com, 2008) akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaanorganisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai “bahasa bisnis”.
Dengan demikian, secara singkat akuntansi berarti rekening atau perkiraan. Interpretasi akuntansi terdiri dari tiga bagian yaitu: (1) pengidentifikasian, mengenalai aatu memilah peristiwa-peristiwa ekonomi yang merupakan laporan keuangan/transaksi; (2) mencatat, pencatatan dilakukan secara sistematis, kemudian pencatatan ini diklasifikasi dan diringkas; (3) pengukuran, menetapkan nilai dari peristiwa yang dipilih tersebut dalam satuan uang; dan (4) pengkomunikasian, menyajikan informasi berdasarkan transaksi yang sedang atau sudah berlangsung.

2.2 Sejarah Ilmu Akuntansi

Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 SM. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka-angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu.
Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu usaha, karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga seluruh kegiatan akan tergambar di dalamnya. Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul “Tractatus de Cumputis at Scritorio” buku ini berorientasi pada pembukuan berpasangan. Pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) mencatat kedua aspek transaksi sedemikian rupa yang membentuk suatu pemikiran yang berimbang. Praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian dalam double entry bookkeeping.
Menurut pendapat Mattessich (dalam Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang berisi tentang palajaran ilmu pasti.
Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada.”
Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi). Seperti yang dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagar-saudagar Moslem (Moslem Merchants).”
Revolusi indusrti di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban.
Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut :
1. Tahun 1775   : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry maupun double entry.
2. Tahun 1800   : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam perusahaan.
3. Tahun 1825   : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
4. Tahun 1850   : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting.
5. Tahun 1900   : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.
Tahun 1925   : banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:
a. Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah;
b. Laporan keuangan mulai diseragamkan;
c. Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan
d. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya “punch card record”
6. Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut :
a. Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data.
b. Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP).
c. Analisis Cost Revenue semakin dikenal.
d. Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi akuntan.
e. Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat.
f. Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan.
g. Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.
7. Tahun 1975   : mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:
  1. Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya;
  2. Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan analisis cost benefit;
  3. Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics;
  4. Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal; dan
  5. Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.
Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli.
Pada Zaman penjajahan Belanda, perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya  teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon).
Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun 1907, yaitu sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan mengontrol pembukuan perusaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD – Government Accountant Dients) yang resmi didirikan pada tahun 1915. Akuntan public pertama adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918.
Dalam masa pendudukan Jepang, Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus untuk mengisi kekosongan jabatab tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia, pendidikan akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultas-fakultas Ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1964), universitas Airlangga (1962), dan universitas Gadjah Mada (1964).
Organisasi profesi yang menghimpun para akuntan Indonesia bediri 23 Desember 1957. Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan pendiri lima orang akuntan Indonesia.profesi akuntan mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1967. Pada tahun itu juga dikeluarjannya undang-undang modal asing yang kemudian disusul dengan undang-undang penanaman modal dalam negeri tahun 1968 yang merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis ekonomi Indonesia tahun 1997, peran profesi akuntan diakui semakin signifikan mengingat profesi ini memiliki peranan strategis di dalam menciptakan iklim transparansi di Indonesia.

2.3 Pengertian Akuntansi Lingkungan

Akuntansi lingkungan merupakan ilmu akuntansi yang bekerja dalam ruang lingkup environmental management system. Pendapat lain juga mengatakan bahwa akuntansi sosial lingkungan mengidentifikasi, menilai, dan mengukur aspek penting dari kegiatan sosial ekonomi perusahaan dan negara dalam memelihara kualitas hidup masyarakat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Haniffa, 2002 dalam Anonim; 2011). Sedangkan akuntansi sosial lingkungan yang didefinisikan oleh Ramanathan (1996 dalam Anonim;2011) adalah proses seleksi variable -variabel kinerja sosial tingkat perusahaan, ukuran dan prosedur pengukuran, yang secara sistematismengembangkan formasi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja sosial perusahaan dan mengkomunikasikan informasi kepada kelompok sosial yang tertarik baik di dalam maupun di luar perusahaan.
Gray (1998) dalam Anonim (2011) menjelaskan bahwa akuntansi pertangunggjawaban sosial adalah "accounting for environmental degradation and reducing effects of our society an future generation". Sedangkan Akuntansi biaya lingkungan menurut Julius (1999) dalam Anonim (2011) adalah identifikasi, pengukuran dan alokasi biaya-biaya lingkungan hidup dan pengintegrasian biaya-biaya ini ke dalam pengambilan keputusan usaha serta pengkomunikasian hasilnya kepada para stakeholders perusahaan.Perusahaan berbeda-beda dalam mendefmisikan biaya lingkungan, hal ini tergantung pada seberapa besar informasi yang dipergunakan dan skala serta lingkup pengujiannya (Astuti,2002 dalam Anonim 2011).

2.4 Tujuan Akuntansi Lingkungan

Setelah melihat beberapa defenisi tentang akuntansi lingkungan di atas, selanjutnya penulis mencoba memaparkan beberapa tujuan dari akuntansi lingkungan. Terdapat beberapa alasan yang dapat kita lihat mengapa manajer menginginkan implementasi akuntansi lingkungan agar berhasil, adalah sebagai berikut (EPA,1995 dalam Anonim 2011):
1. Akuntansi lingkunganmemerlukan cara baru dalam memandang biaya lingkungan perusahaan,kinerja, dan keputusan perusahaan. Top management akan memperhitungkan keuntungan yang diperoleh apabila mengadopsi akuntansi lingkungan.
2. Akuntansi lingkungan bukan semata-mata permasalahan akuntansi dan informasi diperlukan oleh semua kelompok entitas, baik desainer, chemists, engineers, manajer produksi,operator, staf keuangan, manajer lingkungan maupun akuntan sehingga diperlukan untuk menyatukan pandangan antar kelompok.
Akuntansi lingkungan dipertimbangkan karena akan menjadi perhatian bagi pemegang saham dengan cara mengurangi biaya yang berhubungan dengan lingkungan sehingga diharapkan dengan pengurangan biaya lingkungan tersebut akan menciptakan kualitas lingkungan yang lebih baik. Selain itu, tujuan akuntansi lingkungan juga untuk menjembatani kepentingan perusahaan dengan pemangku kepentingan secara menyeluruh. Hal tersebut untuk mengetahui kegiatan perusahaan dalam menangani pencemaran lingkungan serta kewajiban perusahaan atas masalah tersebut melalui laporan keuangan perusahaan.Selain itu, hal tersebut juga bertujuan untuk memenuhi tuntutan terhadap undang—undang yang menyangkut kewajiban lingkungan (environmental liabilities) (Anonim, Media Akuntansi 1998).

2.5 Keterlibatan Akuntan dan Cakupan Akuntansi Lingkungan

Grey dan Walters (1993) mengemukakan ada dua alasan yang mendorong akuntan terlibat pada masalah lingkungan yaitu:
1. Masalah lingkungan pada dasarnya merupakan masalah bisnis. Hal inidapat dijelaskan sebagai berikut, perubahan pasar tentu akan membawa dampak pada dunia bisnis dan akuntan dituntut untuk memberikan perhatian dan berperan serta mulai dari penentuan biaya, penetapan nilai asset sampai dengan penghitungan tingkat resiko yang disebabkan oleh kerusakan lingkungan sebagai akibat dari kegiatan bisnis.
2. Masalah lingkungan membutuhkan kegiatan audit (dalam bahasa teknis akuntansi, audit antara lain diartikan sebagai prosedur pemeriksaan laporan keuangan, mulai dari pengkajian dokumen sampai dengan pemberian rekomendasi). Melalui kegiatan audit ini para akuntan akan menemukan wilayah tertentu untuk terlibat kedalam masalah lingkungan, meskipunistilah audit dalam hal ini tentu tidak sama persis dengan prosedur audit untuk laporan keuangan suatu perusahaan.
Selanjutnya Gray dan Walters (1993) memaparkan bahwa Akuntansi lingkungan mencakup tujuh hal berikut ini:
1. Akuntansi untuk resiko
2. Akuntansi untuk penilaian kembali asset dan proyeksi modal
3. Analisis biaya terutama untuk area kunci (key areas) seperti energi,limbah, dan perlindungan lingkungan
4. Investasi yang didalamnya menyangkut faktor lingkungan
5. Pengembangan system informasi akuntansi (SIA) baru
6. Mengukur costs and benefits terhadap program-program pengembangan lingkungan
7. Pengembangan teknik-teknik akuntansi yang mengekspresikan harta,utang dan biaya yang bernuansa ekologi.
Dengan memperhatikan lingkup pekerjaan akuntan tersebut membawa konsekuensi perubahan bagi tugas akuntan yaitu:

Akuntan Keuangan

1. Menyusun neraca yang didalamnya mencakup akun-akun berikut : Penetapan nilai asset; Hutang; Biaya tak terduga; Provisi.
2. Menyusun laporan keuangan yang didalamnya mencakup biaya-biayayang berkaitann dengan pengelolaan limbah/ sampah dan kebersihan lingkungan
3. Menyusun laporan tahunan yang mencakup gambaran kinerja perusahaan untuk lingkungan
4. Menyusun laporan kerjasama dengan bank, manajer lembaga keuangan,dan lembaga asuransi

Akuntan manajemen

1. Menyusun rencana bisnis termasuk munculnya biaya-biaya baru yang menyangkut masalah lingkungan
2. Membuat costs and benefits analysis dengan adanya pengembangan lingkungan
3. Menyusun analisis biaya dan efisiensi dengan adanya program-program pengembangan lingkungan

Akuntan sistem

1. Merencanakan berbagai perubahan pada system informasi manajemen(MIS)
2. Merencanakan berbagai perubahan pada system pelaporan keuangan

2.6 Bidang-bidang Akuntansi

  1. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
  2. Pemeriksaan Akuntan (Auditing)
  3. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
  4. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
  5. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
  6. System Informasi (Information System)
  7. Anggaran (Budgeting)
  8. Akuntansi Pemerintahan (Govermental Accounting)
  9. Akrual Basis dan Kas Basis
  10. Akuntan Internal dan Akuntan Eksternal
  11. Akuntansi Proyek (Project Accounting)

2.7 Hubungan Akuntansi dengan Bidang Lain

Pentingnya pemahaman akuntansi tidaklah terbatas hanya pada dunia usaha semata. Banyak karyawan yang pendidikannya bukan dalam bidang bisnis juga menggunakan data akuntansi dan mereka itu perlu mengetahui prinsip-prinsip serta terminologi akuntansi. Semua orang akan berhubungan dengan transaksi usaha sehingga harus memperhatikan aspek keuangan yang terdapat dalam dirinya sendiri. Dalam dunia bisnis yang semakin modern, akuntansi memainkan peranan penting, dan dalam arti luas semua warga Negara akan berhubungan dengan dunia akuntansi pada kesempatan tertentu.







BAB IIIPENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa orang yang pertama kali menulis buku tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli dan orang yang pertama kali menerbitkan buku tentang double entry bookkeeping system adalah Luca Pacioli pada tahun 1949. Sedangkan di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747.
Akuntansi sangat berhubungan dengan bidang-bidang lain meskipun hal itu tidak selalu berhubungan, terutama di zaman modern ini yang pertarungan bisnis dan perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat menuntut semua kegiatan menggunakan ilmu akuntansi meskipun terkadang tidak dilakukan persis sesuai dengan aturan.

3.2 Saran

Penulis mengharapkan kepada semua pihak yang terutama pihak yang terkat dengan langsung agar dapat menggunakan akuntansi sebagaimana mestinya. Lebih dari itu, penulis mengharapkan agar tidak melupakan serta dapat mempertahankan dan mengembangkan akuntansi itu sendiri, terlebih di zaman yang semakin maju ini.




DAFTAR PUSTAKASitus :

http://id.shvoong.com/humanities/h_history/1699638-sejarah-perkembangan-akuntansi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi
http://www.geocities.com/bert_tons/akuntansi.html
http://makalahpendidikanunmura.blogspot.com/2013/03/makalah-teori-akuntansi.html
http://dedi-zamrani.blogspot.com/2012/06/sejarah-dan-perkembangan-akuntansi.html
http://wahyudialifkecil.blogspot.com/2011/06/pengertian-dan-sejarah-akuntansi.html
http://sayukadhek.blogspot.com/2012/01/makalah-sejarah-perkembangan-akuntansi.html
http://accountance.wordpress.com/about/makalah-sejarah_perkembangan_akuntansi/
http://www.menlh.go.id/
Anonim. 2011. Google.Search.co.id, “Akuntansi Lingkungan”
Anonim. 2011. Google.Search.co.id, “Environmental Accounting”

0 komentar:

Posting Komentar

 

Populer Post

Hubungan Antara Kepemimpinan Dengan Budaya Organisasi

Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian. Tidak ada satupun manusia di dunia ini yang dapat hidup tanpa tergant...

Follow Me

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Wikipedia

Hasil penelusuran